Kamis, 10 Desember 2009

BELAJAR DARI SEMUT

Sahabat Blog Membangun Pondasi Sukses yang baik hati, tahukah Anda tentang semut? Hewan yang kecil yang terkadang kita injak. Apakah Anda pernah memperhatikan semut yang sedang berjalan, atau mereka melakukan aktivitas mereka. Jika belum, perhatikanlah. Ketika semut saling berjumpa ditengah jalan, mereka saling bersalaman, bersentuhan jari kemudian pergi, begitu seterusnya ketika bertemu dengan sesamamya. Ketika mereka menemukan sesuatu yang menurut mereka itu adalah makanan, mereka bergotong royong mengangkatnya ke sarang mereka. Berbeda dengan manusia, ketika menemukan sesuatu, rasa ingin menguasai muncul di hati dan fikiran manusia, bahkan tak segan-segan saling membunuh satu sama lain.

Meski dengan kesibukan yang berbeda, meski dikalangan semut terdapat peebedaan sosial seperti manusia, antara raja dan pekerja, dan anak buahnya, namun ketika mereka berjumpa, budaya salam terus mereka pertahankan. Saling menghormati anta sesama, mereka utamakan, meski raja berjumpa dengan rakyat ataupun budak sekalipun, mereka tetap bersalaman. Cerminan pada manusia, betapa berbedanya mereka dengan kita. Ketika mereka makhluk yang paling kecii, masih membudayakan salam, sementara manusia tidak lagi demikian. Perhatikanlah, ketika seseorang mencapai ketinggian pangkat dan jabatan, rasa angkuh menjadi raja utama dalam kehidupannya. Kita perlu belajar dari semut, meski sebenarnya hanyalah makhluk kecil yang dengan mudah kita injak. Betapa malunya kita sebagai mannusia.

Sahabtku, orang yang menjadi leader itu, selalu mengutamakan nilai-nilai kemanusiaan, saling bergotong royong untuk keuntungan bersama, bukan saling menjatuhkan satu sama lain. Orang sukses adalah mereka yang menunjukkan kesjungguhannya kepada sesamanuya untuk membantu yang lainnya. Belajar dan memberi petunjuk kepada yang belum mengetahui. Ingatlah, bahwa Anda tak mungkin berhasil mengembangkan bisnis besar, sementara sikap tak pernah Anda rawat. Karena keberhasilan suatu usaha juga 80% adalah sikap. Perhatilkanlah semut, dan belajarlah darinya, meski mereka hanya ditemapat yang paling rendah, yaitu ditanah dan dibawah, mereka tetap menjaga etika persaudaraan mereka sebagai satu makhluk ciptaan Tuhan. Mereka tidak saling membunuh, tidak saling mencelakai, meski kalangan semut itu ada yang berbeda jenis, mereka saling menghargai dan saling menghormati antar sesama. Berbeda dengan mansia.

Kita perlu belajar dari semut...

Hardiyanto

0 komentar:

Catatan :

Hak Cipta Intelektual. Isi blog ini murni karya penulis sendiri, siapapun dapat menyerap informasi isi blog, namun tidak dibenarkan menduplikasi isi informasi untuk kepentingan tertentu dan mempostingnya tanpa izin penulis.

Pencarian Google