Sahabat Blog Membangun Pondasi Sukses yang baik hati. Apakah Anda pernah mendaki sebuah gunung dengan tinggi 1500 M ataupun lebih dari itu. Sebelum melakukan pendakian apa yang Anda bayangkan ketika melihat pegunungan hijau itu dari kejauhan, tentu Anda berkata aku suka karena dia kelihatan indah, dan aku ingin mendakinya. Saya pun pernah merasakan yang demikian ketika memandang sebuh pegunungan tinggi dari kejauhan, difikiran saya adalah gunung itu indah, udaranya pasti sejuk, aku harus mendaki dan mencapai ketinggian yang lebih tinggi dipuncak. Seketika gerakan alam bawah sadar saya memerintahkan semua urat syaraf dan otak saya, untuk segera mewujudkan apa yang saya bayangkan tadi. Maka seketika itu pula saya membuat keputusan saya harus mendaki dan mencapai ketinggian itu.
Keputusan telah saya ambil, dan mulailah saya bergerak dengan tujuan pegunungan itu, segala bekal telah saya siapkan. Termasuk fisik dan mental saya siapkan pula, kemudian melangakah maju, dalam ingatan saya, yang ada adalah puncak ketinggian, dan keindahan alamnya yang mempesona. Menuju pegunungan itu saya menghabiskan waktu dua jam menggunakan kendaraan motor roda dua, sampai kelereng bukit.
Sesampai dilereng gunung itu, betapa kagetnya saya. Sebuah pegunungan yang di kejauhan sana terlihat indah, kini berubah menjadi barisan hutan yang rimbun, didalam terdapat bebatuan yang licin. Rasa lain mulai menyelinap dihati, seakan ingin menghentikan perjalanan ini berakhir di lereng pegunungan itu. Tapi, saya telah berikrar pada diri saya, kalau saya harus mencapai puncak, saya tidak boleh kalah dengan godaan. Itu hanya menghambat cita-cita saya mencapai puncak.
Saya melanjutkan perjalanan, memulai pendakian yang terjal, licin, curam dan terkadang lintah dan hewan melata lainnya menjadi gangguan. Tak serta merta ular berbisa pun mengganggu perjalanan saya, tapi saya tidak menggubris segala gangguan, yang terpenting masih ada teman yang bisa menolong, jika tejadi sesuatu pada diri saya, karena waktu itu banyak yang melakukan pendakian.
Hampir setengah hari, mendaki dan terus mendaki. Sejenak istrahat untuk melepaskan lelah, kemudian melanjutkan perjalanan lagi. Tapak demi tapak jalan yang dilewati. Akhirnya sampai juga. Nafas ngos-ngosan pertanda kelelahan. Tapi seketika lelah itu hilang, karena memangdang ke kejauhan sana, ternyata lebih indah, hamparan rumah penduduk dan tanah lapang telihat kecil dan sangat kecil. Udara dingin dan sejuk menyejukkan hati dan membalut tubuh. Disebelah terdapat mata air yang menyembur dan menciptakan anak sungai yang mengalir ke perkampungan desa. Di ujung yang paling jauh terlihat lautan luas. Sesekali terlihat kapal-kapal laut yang hilir mudik dilautan bebas. Beraneka hewan lucu terdapat di atas perbukitan itu. Sungguh menakjubkan. (catatan : inspirasi dari pendakian sebuah gunung di Gorontalo, tahun 2002).
Dalam hati saya merasa bahagia, berjam-jam menempuh jalan terjal dan berliku akhirnya dapat menyaksikan keindahan alam dari ketinggian. Mendaki sebuah gunung, sebanarnya menyimpan makna tersendiri dalam perjalanan hidup, dengan kata lain apapun yang kita ingin capai, harus melalui proses yang panjang dan menuntut kesabaran yang tinggi. Karena setiap tujuan ada proses, dan setiap proses ada hasil, dan hasil itu kita nikmati.
Oleh :
Hardiyanto
0 komentar:
Posting Komentar